Sadaya Aya: Lama di Jerman, BJ Habibie Tak Ikuti Perkembangan Bundesliga
xiaomi

Saturday 9 April 2016

Lama di Jerman, BJ Habibie Tak Ikuti Perkembangan Bundesliga


Lama di Jerman, BJ Habibie Tak Ikuti Perkembangan Bundesliga Presiden ketiga RI, BJ Habibie (tengah) berpose bersama cucunya, Rafid (kiri) dan Pelatih Bali United Indra Sjafrie (kanan), Jakarta, 7 April 2016. (CNN Indonesia/Martinus Adinata)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie taklah asing dengan negara Jerman.

Di negara tersebut dirinya pernah menuntut ilmu selama 10 tahun hingga menemukan teori dalam ilmu penerbangan. Ia pun sempat bekerja di sana. Namun, bukan berarti, Habibie paham akan sepak bola Jerman atau Bundesliga yang bergulir sejak 1963 tersebut.

Hal itu diakui Habibie saat menerima kunjungan tim pelatih Bali United untuk melaporkan perkembangan cucunya, Muhammad Rafid Habibie, Jumat (8/4).

Habibie sendiri menilai bakat sepak bola Rafid menurun dari ayahnya yang merupakan pemain sepak bola lokal di Bogor kala itu.

"Yang saya ingat pasti saat ayah saya dulu main bola," ucap Habibie, tampak terharu dalam pertemuan yang juga dihadiri wartawan CNNIndonesia.com tersebut.

Habibie bercerita bahwa ayahnya dulu memang sangat menggandrungi sepak bola.

"Kalau sudah urusan bola, aduh ampun deh. Luar biasa semangatnya," tutur pria yang ceritanya diabadikan dalam novel dan film layar lebar, Habibie dan Ainun.

Sisanya, Habibie juga banyak bercerita tentang pengalamannya waktu kecil dan sepak bola. Begitu pula dengan Pelatih Bali United Indra Sjafri.

Selain melaporkan perkembangan Rafid yang digembleng di klubnya sebelum mengikuti seleksi klub Portugal, Sporting Lisbon, Indra pun berbagi informasi tentang soal sepak bola Jerman.

"Kalau di Jerman, ada Leipzig, di situ merupakan pusat pengembangan sepak bola di Jerman. Jerman juga satu-satunya negara yang sangat mengutamakan sains di sepak bola," ucap Indra.

"Oh, bukan di Muenchen?" Habibie kemudian bertanya lagi kepada Indra.

Indra pun menjelaskan bahwa Muenchen merupakan kota klub sepak bola kelas dunia, Bayern Munich. Habibie tampak menyimak serius dan sesekali ia semringah, seolah rasa penasarannya di sepak bola bisa terjawab.

"Mohon maaf, saya memang sama sekali tidak ahli soal sepak bola," ujar Habibie.

Pria yang pertengahan tahun ini akan berusia 80 tahun tersebut mengatakan dirinya lebih menyukai olahraga berenang sebagai hobi.

Ia pun berharap cucunya bisa meneruskan impian ayahnya Habibie di sepak bola. Bahkan, kalau bisa menjadi pesepak bola hebat dan bisa mengharumkan nama bangsa.

"Sama seperti di dunia sains, sepak bola butuh berpikir sesuai ukuran dan ketepatan. Saya harap itu juga bisa dilakukan cucu saya," imbuh Habibie.

Sumber : http://www.cnnindonesia.com

No comments :

Post a Comment