Cara mutlak bagi indonesia untuk lepas dari keterpurukan adalah dengan berpartisipasi aktif secara ekonomi, politik, dan budaya di tingkat regional maupun internasional. Hal ini tentu tak mudah, karena kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih punya kemampuan berkompetisi hanya dalam lingkup nasional saja.
Hal ini memunculkan lingkaran setan yang harus dibasmi dari akarnya, yakni dengan memperbaiki kualitas sumber daya manusianya sejak awal. Hal ini dimaksudkan agar sumber daya manusia yang dicetak punya kualitas yang tak hanya mampu bersaing di kancah nasional saja.
Padahal, meski belum terfasilitasi dengan baik, ada potensi yang tumbuh dari generasi muda Indonesia sendiri. Bagaimana tidak, menurut Visa gen Y Report 2012, 50 persen populasi Indonesia yang di bawah 30 tahun, serta 83 persen dari penduduk Indonesia yang termasuk kategori millennial, atau di bawah 25 tahun, bercita-cita menjadi pelaku usaha. Ini sudah menunjukkan bahwa sebenarnya pola pikir masyarakat sudah maju, dengan menyiapkan diri secara mental untuk berkompetisi secara global.
Namun meski pola pikir generasi muda sumber daya manusia di Indonesia sebenarnya sudah baik, namun 'eksekusi' adalah hal yang masih belum dilakukan oleh sebagian besar dari mereka. Kata yag lebih tepat mungkin Indonesia masih 'tertinggal' dibanding negara lain dari sisi kualitas. Karena dari data yang dihimpun global talent competitiveness index tahun 2014, Indonesia berada di peringkat 86 dari 93 negara dalam hal daya saing pekerja. Bahkan Indonesia berada di bawah tenaga kerja dari Vietnam, Thailand, Filipina, Malaysia, dan Singapura dalam hal persaingan tenaga kerja.
Hal ini sangat disayangkan, mengingat pola pikir masyarakat Indonesia sudah tak lagi ingin 'mengabdikan' diri di suatu pekerjaan profesional, namun lebih tertarik untuk menantang dirinya sendiri untuk lebih kreatif. hal ini sudah benar, namun sayangnya negara lain jauh lebih dulu mengawalinya daripada kita.
Karena data statistik tersebut tak punya sifat mutlak dan bisa berubah sewaktu-waktu, harusnya hal tersebut dijadikan semangat untuk bisa lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan negara kita. Hal ini mutlak harus dilakukan dengan perbaikan kualitas pendidikan.
Pendidikan kita sejauh ini sudah bertransformasi untuk lebih menghasilkan jiwa wirausaha dengan menumbuhkan sisi kreativitas di tiap individunya. Tapi hal ini bisa lebih dimaksimalkan lagi, dengan tak hanya melimpahkan tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas pendidikan hanya kepada pemerintah saja, namun hal ini harus jadi upaya semua warga negara yang mampu dan peduli akan hal ini.
Caranya tentu tak melulu harus dari bangku pendidikan seperti sekolah dasar, sekolah menengah, maupun bangku perkuliahan. Bisa dengan membentuk komunitas, membentuk perkumpulan, serta aktif berkarya dalam bidang kemampuan masing-masing, dengan membawa semangat perubahan pada pendidikan Indonesia.
Sumber : http://www.merdeka.com
No comments :
Post a Comment